Beberapa hari yang lalu, saya (dan juga sebagian banyak pengedara motor lainnya) mengalami mogok aka motor ga bisa nyala :(. Saat kejadian sangat menyedihkan...serasa "sendirian di keramaian". Di situlah saya berdiri di tepi jalan, melihat semua orang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan seperti biasanya. 
Sebelum kejadian, memang 1 minggu sebelumnya motor "Minerva GTR 170" agak aneh...ngadat suka mati sendiri di lampu merah atau sewaktu ngelepas gas saat menekan rem. Dan saat itu, kilometer +10.000 untuk busi yang sudah di gunakan. Pengalaman dari motor2 lain, biasanya busi yang sudah mulai melemah. Karena busi yang di gunakan tipe iridium, jadi cari-cari lagi siapa aja yang jualan busi tersebut. (btw untuk tipe busi, busi untuk honda tiger atay scorpio bisa di gunakan dalam "Minerva GTR 170").
Setelah mencari dan tidak mendapatkan busi yang di maui, akhirnya milih busi tipe standard. Merk NGK. Setelah 2 hari menggunakan busi standard, akhirnya penyakit baru dateng lagi...mesin berhenti di lampu merah, mesin mati dari momen di mana dalam keadaan kencang (50 KM ke atas) dan menekan rem....bingung...kenapa yah? padahal baru ganti busi.
Akhirnya saat pulang ke rumah, ada garasi, dan hati berkata.. "coba aja tanyain apakah mereka menjual busi iridium untuk tiger/scorpio? apa ruginya sih? paling cuman 5 menit saja..."
Ga taunya, di sini jual busi yang selama ini di cari-cari.. hahahaha...senangnya, tapi ada rasa dongkol juga. Habisnya cari-cari sampai ke cibinong ga ada yang jual :) anyway. Sekarang udah lebih deket, so bersyukur lahhhh.
Busi baru pun masuk, busi standard sudah terlihat "rusak" (banyak residu). Yawes, emang busi ece-ece kali yah. Yang penting busi iridium sudah masuk ke perutnya si "Minerva GTR 170" lagi. aman deh untuk 10.000 KM ke depan.
Beberapa hari kemudian, meskipun sudah menggunakan busi iridium, "Minerva GTR 170" mati lagi. Wadduhhhhh kenapa nih? padahal 1 minggu yang lalu sudah di service ke dealer. Akhirnya nekad juga ke bengkel biasa, agar mereka mencari penyebab kenapa motor ga bisa di nyalain (kondisi saat ini sedang ada di rumah). Setelah mereka lihat sana sini, akhirnya karburator pun di lepas dan di bersihkan. Dan si "Minerva GTR 170" akhirnya nyala lagi..yay :D... di situ saya punya pikiran jelek mengenai service di dealer Minerva. Habisnya seminggu sebelum kejadian, "Minerva GTR 170" memang sudah di service 2500 KM dan juga meminta karbu di bersihkan.
Senin, tanggal 18 maret 2013, seperti biasanya jam 4:30 WIB saya pun meluncur dengan "Minerva GTR 170" ke tempat kerja di Jakarta. So far so good. Motor starting dan nyala...di pertengahan jalan, persisnya di depan pasar Cibinong, karena banyak angkot yang ngetem di sana, saya pun memencet rem dan memperlahan. Sampai sekitar 3 meter di belakang angkot, tiba-tiba motor mati!!!... "WHAT THE H???" waduh...coba starting motor dengan kick start...no luck, akhirnya setelah 5 menit mencoba, motor pun harus di dorong ke sebrang jalanan (balik arah ke bogor). Saat itu jam menunjuk 4:55 WIB. Dan setelah mendorong motor sekitar 200 meter, akhirnya saya mencoba lagi dengan elektrik starter..motor nyala.. YAY!!. Saya harus pulang ke bogor secepatnya. Jam segini belum ada bengkel yang buka, matahari pun belum bangun dari dunia impiannya...
Sampai di perbatasan kabupaten Bogor (kedung halang), motor lagi-lagi mati. Kali ini permanent, mencoba ini itu tidak menolong. Panik pun mendatangi kepala yang sudah basah dengan keringat. Saat itu jam sudah menunjuk 5:15 WIB. Waduhhh...padahal tinggal sedikit lagi (6-9 KM ke rumah), tapi masih terlalu jauh untuk mendorong "Minerva GTR 170" karena sosoknya yang bongsor dan tidak seringan motor matic lainnya. Setelah mengontak HQ (istri), dan setelah di kirimkan pulsa sebanyak Rp. 10.000 saya pun bisa mengontak anggota keluarga yang kemungkinan bisa menolong mendorong motor ke rumah atau ke bengkel motor.
Jam 8:00 WIB pun pertolongan tiba, om yang kerja di jasamarga akhirnya tiba. Bukannya langsung derek atau dorong, malahan om saya ingin mengetahui apa penyebab motor mogok. Dan saat itu pun akhirnya ada beberapa penduduk lokal yang ingin lihat / tanya2 tentang "Minerva GTR 170". Setelah otak atik, akhirnya kabel busi pun di cabut...agar kita melihat apakah betul tidak ada pengapian di busi. Dan terbukti...kabel yang sudah di telanjangi, tidak mengeluarkan api listrik. "Wahhh kabel businya jelek" itu pendapat kami pertama. Dan kita setuju untuk mengganti kabel busi.
Jam 9:00 WIB, akhirnya kita pun menyerah, dah tidak bisa menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang kita miliki. Mendorong "Minerva GTR 170" akhirnya tak terhindari. Melihat cara mendorong motor "Minerva GTR 170" dengan kaki adalah opsi kami yang miliki saat itu. Dan setelah 500 meter mendorong, akhirnya om saya pun menyerah..."Susah!" katanya. Dan setelah mendatangi warung di pinggir jalan pun kita membeli seikat tambang plastik. Setelah mengikat motor dengan tambang yang di beli, akhirnya kita mencoba lagi. Tali yang di gunakan akhirnya tidak bisa membawa "Minerva GTR 170" ke tempat tujuan, karena tali yang di ikat ke "Minerva GTR 170" adalah bagian depan "shock breaker", dan karena sering bergesekan dengan ban depan, akhirnya putus. 
Jam 9:30 WIB, posisi ada di pertigaan jalan cemara dan jalan raya bogor (dekat pertigaan lingkar luar bogor), dengan perasaan bingung, "bagaimana selanjutnya nihhh??" dan akhirnya kami pun melihat ada bengkel Castrol yang berada di belokan jalanan. Kami pun mengantar "Minerva GTR 170" ke bengkel ini. Masih ada rasa pesimis dengan bengkel biasa (karena sehari sebelumnya membawa ke bengkel yang "sama"). Dan dengan adanya rasa sedikit pasrah, saya serahkan semua ke om saya. Dan dia pun akhirnya mengobrol dengan mekanis yang kerja di sana.
Setelah mengechek semua-nya. yah dari kabel busi, dan membuka body kit kiri bawah bagian depan, semua pun di check oleh si mekanis. Sampai-sampai dia mencoba CDI yang bentuknya hampir sama. Dan setelah memasukan CDI baru pun, motor tidak menyala. Akhirnya dia menggunting 2 kabel yang di sambungkan ke 1 lampu LED. Dari setiap konektor dia coba, lampu nyala...nyala...nyala..nyala...dan stelah 30 menit mencoba...akhirnya ada socket & kombinasi yang membuat lamput LED tidak menyala. NAHHH...ketahuan. Dan dia pun mengikuti alur kabel tersebut, dan akhirnya terlihat..."kabelnya kendor mas" kata mekanis. Setelah mengencangkan kabel, motor langsung start. Dan you know what? busi iridium yang lama akhirnya yang masuk ke perut si "Minerva GTR 170". Dan si cikita ("Minerva GTR 170") akhirnya mengngaung seperti dulu lagi...wahhhh merdu suaranya :D
Moral dari cerita ini, elektronic di "Minerva GTR 170" memang bisa di bilang "murahan", karena ini juga kita harus memperhatikan bagian elektrik di motor "Minerva GTR 170". Jangan maen ganti busi, accu / aki, kabel...padahal masalahnya sepele. Yah socketnya kendor, atau socketnya sudah karatan (ini yang terjadi dengan lampu biasa saya saat ini, solusinya sih gampang, hapus karat dari socket dengan cara mengkeroknya atau dengan cairan yang bisa menghilangkan karat dari besi).
Mudah-mudahan ini bisa membantu kalian para pemilik "Minerva GTR 170". Minta ke dealer untuk setiap 10.000 KM untuk mengecheck semuanya, kenceng-kencengin (baout, mur, kabel bersihin etc...)
 
Jika uang, bonus, jalan-jalan (atau benda-benda lainnya) yang menjadi motifasi seorang agen untuk menjual asuransi, maka tidak ada bedanya seorang Dokter yang memiliki motifasi yang sama
Saya sendiri bukan seorang agen asuransi, dan saya pribadi hanya ingin sekedar "sharing knowledge" mengenai agen-agen asuransi. Perlu di sadari, bahwa sudah banyak orang di sekitar kita yang mengatakan bahwa mereka bisa menjual asuransi (yahhh kesehatan, jiwa, investasi dan lain-lain). Apa pun yang kita lakukan, seorang agen sejati akan selalu mendekati kita (if not, mengejar kita kemanapun) selama kita bukan nasabahnya. Dan juga, jika kita nasabahnya pun, kita akan di tawarkan product-product mereka yang kita belum mengikutinya...setuju?
Nah, fungsi agen asuransi apa aja sih selain menjual produk-produk mereka ke kita? Apa kita tahu apa yang kita beli? Apa kita tahu pro / contra (keuntungan / kerugian ) dari produk yang kita beli?
Hampir 100% akan mengatakan, "Aku tahu, tapi ga sedetail yang di harapkan ...". Yup...itu pun yang saya rasakan dulu sewaktu saya tinggal di luar negri. Di Indonesia ini, malahan yang saya lihat, seorang agen segitu gencarnya mengejar nasabah / prospect demi keuntungan. Saya sendiri sih no problem di bagian ini...maksud saya, siapa sih yang kerja bukan untuk uang? Kita semua kerja demi mengejar segenggam berlian kan?? Jadi intinya sih syah-syah aja kalau orang bekerja demi uang.
OK, di sini sudah mulai masuk yah pemikirian saya...
Nah yang saya permasalahkan adalah motifasi agen-agen asuransi. Kebanyakan (bukan semua)...dan sekali lagi, kebanyakan dari mereka, motifasi mereka menjual asuransi adalah... UANG!... BONUS... JALAN-JALAN KE LUAR NEGRI (mau ke negara di Asia, Europa atau benua lainnya...).
Menurut saya, seorang agen asuransi, jika kalian menjual asuransi dengan motifasi uang yang berlimpah, "You are doing the wrong thing brothers & sisters!".
Kenapa menurut saya ini motifasi yang salah?
Pikirkan...jika uang, bonus, jalan-jalan (atau benda-benda lainnya) yang menjadi motifasi seorang agen untuk menjual asuransi, maka tidak ada bedanya seorang Dokter yang memiliki motifasi yang sama (pengejaran materi).
Yang akan terjadi apa jika seorang agen memiliki motifasi seperti itu? Di saat menjual produk ke nasabah / prospect, maka 95% dari yang di katakan hanyalah IMPIAN. Sedangkan di balik impian itu selalu ada "Down side".
Contohnya... apakah kalian tahu mengenai "unit link" (asuransi + investasi)? Apakah kalian mengetahui bahwa setiap tahunnya di unit link dana assuransi akan meningkat dan akhirnya kekurangan yang berada di asuransi akan "memakan" kekurangannya dari investasi anda?
Contoh: jika anda memiliki "unit link" dan membayar angsuran sebanyak Rp 500.000 / bulan, di mana:
tahun 1: Rp 300.000,- untuk asuransi
tahun 1: Rp 200.000,- untuk investasi

tahun 2: Rp 350.000,- untuk asuransi
tahun 2: Rp 150.000,- untuk investasi

tahun 2: Rp 400.000,- untuk asuransi
tahun 2: Rp 100.000,- untuk investasi
.
.
.
tahun x: Rp 700.000,- untuk asuransi
tahun x: Rp -200.000,- untuk investasi
Contoh di atas jika anda berfikir "Wahhh...dalam waktu 20 tahun, nanti aku punya Rp. X.xxx.xxx.xxx,- di investasi plus saya selama ini juga ter-cover dari segala penyakit lageee :) "... yang ternyata setelah 20 tahun terlewati, malahan anda tidak memiliki apa-apa (karena dana yang untuk investasi sudah habis ke makan oleh asuransi).... Di sini anda "rugi". Di sini anda akan mengutuk agen yang menjual product kepada anda...Di sini anda akan menyesali yang namanya asuransi. (kata "rugi" saya beri tanda kutip kenapa? karena sebetulnya anda tidak rugi, selama ini anda ter-cover jika anda sakit dan butuh biaya mahal di rumah sakit...tapi jika anda sehat selama 20 tahun (amiinnnn)...dana tersebut anda tidak pergunakan. Karena ini anda akan merasa "rugi").
Jangan...sekali lagi...jangan sampai sejauh itu.... Ketahui produk apa yang anda beli, jangan sampai "tertipu" (penipuan di sini tidak ada, hanya karena di awali oleh seorang agen yang tidak menyeritakan semuanya kepada anda saat anda membeli produk tersebut).
Gimana caranya untuk mencegah kekecewaan seperti kejadian di atas tadi?
  • Banyak bertanya (diri sendiri, internet, forum)
  • Jika anda sudah memilih salah satu PT Asuransi X, minta meeting dengan beberapa agen. Setelah bertemu dengan beberapa agen dari perusahaan tersebut, pilih agen yang menurut anda paling terbuka, jujur, helpfull.
  • Mengenali agen baik, mereka selalu berbicara dalam bentuk 2 sisi. Yaitu keuntungan dari produk dan kerugiannya.
  • Jika ada seorang agen yang (terlalu) banyak berbicara positif, jangan percaya (motifasi agen tersebut sudah terlihat jelas)
  • Cari agen yang menjual produk kepada anda yang di mana anda betul-betul membutuhkannya.
  • Jangan mau termakan dengan "perkenalan pertama yang wow" ( di ajak makan di restoran, jalan-jalan...etc..)
  • Jika ada agen yang mengatakan "Produk X yang di perusahaan kita, sama dengan dari Perusahaan Z, tapi kita lebih murah!". Di dunia ini tidak ada produk yang sama tapi harganya (jauh) beda. Jika ada agen mengatakan tersebut, silahkan tanyakan detailnya... "Kenapa sama kok jauh lebih murah". Apakah ini hanya omongan belaka, atau produk dari perusahaan si agen lebih banyak "Dark side" nya di banding produk yang sama dari Perusahaan Z. Jangan sekali-kali membedakan (contoh) antara laptop dengan desktop.
  • Jika memang milik, agen tersebut dan nasabah bisa menjadi menjalin pertemanan...if not...best friend.
Menurut saya point yang terakhir sangatlah penting. Karena di saat kita memegang asuransi, dan jika sesuatu terjadi dan asuransi tersebut harus di cairkan,
  • apakah dalam kondisi "kalang kabut" anda bisa berfikir jernih?
  • focus?
  • tahukah pencairan dana asuransi bisa berbelit-belit?
  • Apakah ada orang yang bisa membantu anda di saat kacau nanti?
Hanya seorang agen yang bisa membantu anda dengan optimal. Tentu ini tidak di haruskan, anda tetap bisa mengontak "callcenter" yang di mana anda juga bisa di bantu. Tapi ingat, musibah tidak mengenal waktu. Dan setiap detik di dalam kondisi musibah, sepertinya sangat lama berlalu.
Nahh...kembali ke pembukaan cerita ini.. Jika motifasi seorang agen adalah benda yang di kejar (uang, jalan-jalan, bonus lainnya)... apakah mereka ingin membantu kita secara optimal di saat dana asuransi anda butuhkan? anda bisa menjawabnya sendiri...
Semoga pilihan anda yang dibutuhkan sesuai dengan yang anda harapkan.
 
Selama ini kita selalu focus kepada apa saja yang kita bisa kerjakan / upgrade kepada motor kita. Tidak ada salahnya untuk mengerjakan ini, saya sendiri juga bersalah kok :)
Tapi apakah anda memikirkan dampak dari berkendaraan bermotor? Sudah layaknya, kita semua menyadari, dengan pilihan / kecintaan kita mengendarai kendaraan bermotor, risiko kita akan mendapatkan kecelakaan semakin besar. Apa lagi jika motor kita berlaju di luar undang-undang / aturan jalanan.
Sadarkah anda, pada tahun 2012 kemaren ada 11.795 kecelakaan terjadi (menurut http://metro.sindonews.com/read/2012/12/30/88/702019/catatan-kecelakaan-tahun-2012 ). Dari angka tersebut di perkirakan:
11.795 / 365 = 32.32 kecelakaan terjadi per hari.
Di antaranya, 901 kecelakaan maut...yang berujung dengan kematian. :(
901 / 365 = 2.5 kecelakaan per hari yang berujung maut :(
Tentu kejadian tersebut kita semua tidak menginginkannya...tapi apakah anda siap? apa yang terjadi jika kejadian yang kita semua tidak maui toh terjadi? tindakan apa yang anda lakukan untuk keluarga kita? toh kita sendiri memang sudah di panggil kok...
Pertanyaan yang harus di pertanyakan:- Apakah anda sudah meninggalkan nama baik di dunia ini?
- Apakah anda sudah membawa bekal untuk alam berikutnya?
- Apakah anda meninggalkan pesan-pesan untuk keluarga anda?
- Untuk anda yang memiliki harta, apakah anda sudah membuat wasiat?
- Apakah anda memiliki asuransi jiwa?
Saya sendiri sudah memiliki asuransi jiwa, dengan ini, jika terjadi sesuatu dengan diri saya, maka keluarga saya tidak perlu khawatir mengenai harta jika nanti saya sudah tidak ada di sini lagi. Saya sendiri tidak akan menikmati harta ini, karena ini akan keluar kepada istri saya dan anak-anak saya...dan ini juga saya kerjakan bukan untuk saya kok...melainkan untuk mereka.
Apakah anda sudah memikirkan ini?
Memang, langkah yang harus di pikirkan adalah langkah yang semua orang tidak suka. Tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini, tidak ada yang mau memikirkan apa yang kita bisa kerjakan, untuk membantu mereka yang akan kita tinggalkan, tidak ada yang suka membuat planning soal kematian...tapi, jika terjadi?
Menurut saya, adalah seorang egois jika seseorang yang beresiko tinggi tidak meninggalkan apa-apa di dunia ini. Harta memang bukanlah segalanya yang harus kita tinggalkan. Akan tetapi, siapa yang akan memberi mereka yang di tinggal makan sehari-hari?
to be continue...
 
Untuk memilih sepatu biker tentunya untuk touring sangat perlu dilakukan demi menghindari dampak yang lebih parah pada cedera bagian kaki yang sangat penting bagi kita semua, untuk itu saya akan berbagi informasi tentang sepatu touring yang baik ada beberapa hal yang perlu dipelajari hal2 yg behubungan dengan pemilihan sepatu touring:
1. Safety

Untuk sepatu touring ada 3 bagian safety yaitu bagian mata kaki (angkle), Tulang kering (bone shine), Jari kaki (Toe slider), 3 hal tersebut merupakan standar safety untuk sepatu motor.

2. Kenyaman

Untuk sepatu touring sebaiknya bertype tinggi dan diatas mata kaki sehingga usahakan tinggi sepatu ada di atas mata kaki baik sampai betis atau lebih baik di bawah lutut, sekalian menjaga keamanan sepatu touring juga akan nyaman karena akan terasa hangat saat touring malam hari.

Sepatu dengan teknologi riset yang baik akan mengahasilkan kenyaman seperti mengunakan lapisan goretex atau 3M akan memberikan rasa nyaman dan tidak panas karena mempunyai membran melepaskan panas dan meredam panas.

3. Desain

Bentuk keseluruhan. Sepatu harus menutup seluruh bagian kaki mulai dari ujung jari kaki hingga ke tulang kering dan ada bagian engkel harus berbahan lentur agar tidak kaku seperti lipatan lekukan di depan dan belakang sehingga mengurangi resiko pegal.

4. Kuncian

Pengikat atau kuncian yang terbaik menggunakan velcro dan resleting. Pengikat tali, seperti pada sepatu olah raga, beresiko tali tersangkut pada bagian sepeda motor yang berputar (rantai, ban, sprocket). Selain itu pengikat menggunakan resleting lebih kuat dan velcro akan membantu sekaligus menutup resleting untuk menghindari masuknya air ke dalam sepatu

5. Size

Untuk sepatu ridding biasanya akan lebih nyaman bila kita melebihkan ukuran yang biasanya 41 pakailah 42 agar tidak begitu kaku dan pegal ketika ridding.

Setelah kita memilih berbagai ukuran dan modelnya, cara terbaik untuk memutuskan mana yang akan kita pilih adalah dengan mencoba sepatu tersebut. Saat mencoba sepatu, jangan mengandalkan ukuran sol sepatu yang umum atau berpatokan pada nomor yang biasa kita pakai jadi pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Karena kemajuan teknologi, sehingga dapat diciptakan material yang anti air, berpori, kuat dan elastis, yang menyebabkan harga sepatu tersebut menjadi mahal. Tetapi akan lebih mahal, apabila terjadi sesuatu pada kaki kita karena tidak menggunakan sepatu yang benar agar tidak seperti ini.