Sudah berapa lama saya menyukai body kevlar...mungkin sejak awal saya suka motor kali yah? :) Siapa sih yang tidak suka motiv kevlar di body motor-nya? saat awal-awal memiliki motor, saya pernah kelimpungan cari sticker kevlar, yang akhirnya saat itu pun tidak saya temukan (awal tahun 2000). Sering saya lihat di parkiran motor, motor yang menggunakan sticker kevlar...membuat hati deg-degan "Keren abissss." "Mantab!" "Pengen dong.." itu kata-kata yang ada di hati saya.
Tapi apa yang terjadi sekarang? sticker kevlar membuat (menurut pribadi) motor menjadi murah. Dari sisi yang di mana sekarang sticker kevlar sudah mudah di dapatkan, dan yang kedua adalah, pengguna motor yang menempelkan sticker kevlar di mana-mana.
Nah kenapa kevlar beneran? Ini sih masih sebenernya mimpi...tapi apakah semua di dunia ini kita dapatkan tanpa mimpi hanya kebutuhan saja yang membuat barang/kejadian tertentu datang ke diri kita? Boring banget hidup tanpa mimpi :)
Ok, let's go to the main topic.
Sudah terkenal, body part / set / kit atau apa lah yang kalian kenal...buatan minerva / cpi (menurut saya dan beberapa pemilik motor minerva lainnya) yang kualitasnya parah. gampang pecah, gampang retak, etc deh.. Kalau uang bukan masalah, sekarang tinggal di tanya aja ke dealer minerva terdekat, berapa lama delivery body part tertentu? mereka pasti jawab... "Minggu depan kita kontakin bapak" dengan kata lain "ntauuuu...bisa minggu depan, bisa bulan depan, bisa taon depan..."
Nah di bagian motor saya sendiri sekarang di bagian leg-cover-nya (kanan & kiri) sudah ada keretakan, yang akan menimbulkan masalah "penampilan". Yang dulunya gagah perkasa, sekarang gede tapi ronsokan.
Solusi pertama:
Di bagian retak, bisa di tambahkan lem super kuat (bisa cari di, misalnya, ace hardware) dan kasih plakband.

Solusi kedua:
Kasih plakband "Mac Gyver" supaya retak tidak merembet ke mana-mana

Solusi ke tiga:
Beli body cover part yang bagian retak dari Minerva / CPI / Naza (Malaysia, contoh https://www.facebook.com/TRIXGERCLUB ). Tapi yah ga di jamin body-nya ga retak lagi. Kalau pun retak lagi, solusi 1 & 2 bisa di kerjakan. :)

Solusi ke empat (final??):
Carbon Kevlar (CK)
CK sudah terkenal kualitas kekuatannya...apa lagi selain dari kekuatannya, dari loop & feel yang sangar membuat motor naek ke level berikutnya. Cuman ada satu masalah (untuk kita yang punya bank rekening tidak sebesar pemilik Sampoerna), yaitu... dana yang di butuhkan.
Untuk saat ini saya sendiri masih belum jelas, berapa yang di butuhkan untuk membuat Carbon Kevlar body part di Minerva GTR 170.
Nah untuk yang punya uang jajan lebih dan ingin membuat custom CK, saya sendiri baru menemukan beberapa bengkel yang menerima pekerjaan membuat custom kevlar. Anda bisa melihat di bawah ini:
Selamat mencoba.

:ps
Doain juga yah supaya saya bisa membuat CK body part. Abisnya body udah pada mulai retak nih... :)
 
Saya emang bisa di bilang orang yang "patuh" sama buku. Ini khusunya di bagian-bagian yang saya sendiri tidak paham, atau tidak mengerti sama sekali. Untuk kali ini saya ingin membahas penggunaan oli mesin yang akan saya jalankan. Untuk itu, harap di pantau saja blog ini dalam waktu dekat. :)
Untuk "beberapa" kilometer pertama (sekitar 12.000 km) saya mempercayai delaer minerva agar memasukan oli ke motor GTR 170 saya punya. Namun, akhir-akhir ini saya mulai mencurigai pihak dealer yang memasukan oli mesin tipe ece-ece (murahan/ga jelas). Ini di karenakan buku panduan yang mengatakan oli mesin agar di ganti setiap 2.500 KM. Sedangkan "sudah" 1000 KM saja mesin (di rpm tinggi) sudah terasa bergetar halus yang terasa di kaki.
Mulailah saya meng-explor tipe-tipe oli mesin yang ada di pasaran. Dan akhirnya saya memulai journey pertama ini dengan membeli 3 botol "Shell Advanced AX5". Dengan harga "murah"/ "terjankau" saya akan membuka pengalaman saya ke dunia maya.
Botol pertama, saya gunakan sesuai dengan buku petunjuk. Yaitu mengganti setiap 2.500 KM. Setelah 2.000 KM berlalu, saya pun merasa "Masih ada 2 botol lagi tuh, coba ah pengen liat ah hasilnya".
Setelah membawa ke bengkel di deket rumah, mereka pun membuka "baut" penutup oli mesin (yang berada di bagian kiri bawah motor), setelah di buka, montir pun berkata "Boss,  udah brapa lama ga ganti oli? kotor banget olinya. And dikit (kira2 50% berkurang dari biasanya)
"Huh?? Kotor? tinggal dikit? maksudnya??"
Masuklah isi botol ke 2 ke dalam perut motor. Dan sambil mengingat kata-kata montir yang 2.000 KM di bilang ke lamaan, akhirnya saya pun membawa kembali motor ini setelah 1.000 KM.
Hasil setelah 1.000 KM....tetap sama, oli kotor, tapi jumlah oli masih OK (kisaran 0.75 liter kali yah :) )
Agak panik juga sih denger berita ini. Tapi setelah baca-baca di internet, yang mengatakan "Jika oli kotor yang di keluarkan dari mesin saat mengganti oli, ini berarti oli bekerja seperti seharusnya. Dengan kekotoran di dalam mesin yang ada, oli tetap membawa kotoran tersebut keluar. Jika oli motor yang anda ganti keluar bening, anda harus curiga, karena tidak ada pembakaran di dalam mesin motor tidak menghasilkan kotoran".

Bener juga sih kalau di pikir-pikir pemikiran seperti itu..
Sambil baca-baca di internet, saya menemukan pembicaraan mengenai oli untuk motor matic. Dari pembicaraan tersebut, di nyatakan bahwa, the best oli untuk motor matic adalah    :
=== PILIHAN TERBAIK Menurut TS ====
1.Motul Scooter Expert (Rp. 200.000)
2. Motul Scooter biasa (Rp. 150.000)
3. Shell AX7 Scooter (RP. 42.000)
4. Castrol POWER1 SCOOTER 4T
5. Repsol Moto Scooter 4T 5W40
6. BM1 PC 1100 (Rp. 50.000)
7.Pertamina Enduro matic
Saya sendiri belum mencoba semua yang ada di list tersebut. Nah ok, setelah mendapatkan list ini, saya sendiri meng-explor apa yah yang akan saya coba. Nomor 1 & 2 harganya lumayan gila juga sih. Tapi ada beberapa orang meng-claim oli tersebut bisa di gunakan sebanyak 8.000-10.000 KM. Ini nomor yang sangat fantastis! Apa betul?
Yawes, sambil nunggu botol ke 3 di masukan ke dalam perut si cikita, kayaknya saya pengen stay di Shell dulu deh. So, nomor 3, Shell AX7 Scooter ,  akan menjadi bahan percobaan berikutnya.
Untuk percobaan ini, saya akan naikan yang dari per 1.000 KM, menjadi 1.500 KM. Saya akan membeli 2 botol saja. Dan kita akan tunggu hasil dari penelitian ini.
Disclaimer:
Apa yang saya sampaikan diatas adalah bersifat subjektif, penggunaan oli itu cocok2an, tergantung mesin dan style berkendara ridernya. Oli yang sama dengan tipe motor yang sama bisa berbeda2 impresinya untuk rider yang berbeda, so coba dulu saja olinya, pakai dan rasakan sampai menemukan yang  terbaik (tapi ingat jangan terlalu sering2 ganti merk oli :d).
 
Sudah 16.000 KM terlewati, ban belakang "Minerva GTR 170" sudah menunjukan ketipisannya semenjak 1000 km lalu. Di saat KM 14.000 memang sudah kelihatan ban belakang mendekati batas maksimalnya. Dan sudah menjadi rahasia umum, mendapatkan ban belakang dengan ukuran 16 inc, lebar 120 dan tinggi 80 sangatlah susah). Mencoba memesan dari pihak minerva, di katakan membutuhkan waktu lama (yang tidak bisa di pastikan, bisa 1 minggu, bisa berbulan-bulan).
Karena ini memang "Motor capek" (yang di gunakan 500 kilometer setiap minggunya (minimal), saya harus mendapatkan peganti ban secepatnya...apa lagi ban bawaan dari pabrik yang semakin botak, semakin licin. Waduh, sudah tidak berani lagi bawa "Minerva GTR 170" kenceng2 (> 70KM dengan kondisi jalanan licin).
Dari planet ban, kios-kios motor kecil saya datangin, dan mereka hanya menarik bahu saja.. "Ga jual boss...memang ukuran segitu susah".
Sampai saya menemukan facebook "Rumah Ban" ( https://plus.google.com/116119183733856010096/about?gl=id&hl=en ) facebook: ( https://www.facebook.com/rumahbanmotor ) tanya-tanya lewat facebook, dan mereka akhirnya mengatakan bisa deliver ban merek Pireli dengan harga Rp. X. (rahasia donggg ). Nah ok, saya sudah mulai seneng, ada yang bisa deliver ban belakang "Minerva GTR 170" nih. Kalau ban depan sih ga pusing-pusing banget, karena ban depan memiliki velg 17, dan ini lumayan banyak tawarannya.
Di planningin untuk menabung agar ban Pirelli kebeli (lumayan mahal juga sih di banding ban-ban pada umumnya), tapi kepala males menuhin perasaan lagi. Wah kalau cuman ada di rumah ban, kapan mau pasangnya? habis pulang kerja? weekend? wahhhh jauh juga nih, maunya sih weekend and di pagi hari. Masa weekend ke Jakarta and cuman ganti ban doang? malesin banget deh.
Akhirnya pada suatu hari, semua kios ban dari Lenteng agung sampai bogor pun saya sampiri...dan sampai saya ketemu "5 ban motor" (facebook: https://www.facebook.com/5banmotor.apb , bengkel: https://maps.google.com/maps?q=-6.563016,106.799828&hl=en&sll=-6.56248,106.800705&sspn=0.002337,0.003602&t=m&z=17 )
Pada saat saya menemui 5 ban motor ini, sebetulnya memang kebetulan, saat itu sedang macet. Dan saya pun sudah mulai lelah mencari kios-kios yang menjual ban motor (hari itu sekitar 10 kios saya sudah kunjungi), saat pulang melalui "jalan baru" / "Jalan Kyai Haji Soleh Iskandar" dan tiba2 saya melihat ada banner ban. Pertama saya kira ini kios yang hanya menjual ban mobil saja, tapi saat itu saya sudah nekad. "One less or more...doesn't matter". Dan setelah mendekati, saya pun lihat, rupanya mereka menjual ban motor...and banyaaaaak lagi. Dari merk Batlax, Michelin, Pirelli dan lain-lain.
Boleh juga nih, akhirnya tanya ke salah satu pegawai di sana "Boss, jual ban 120/80 untuk velg / ring 16 ga?". Sang pegawai pun menuju Boss-nya. Si Boss akhirnya konfirm lagi ke saya "Cari apa boss?" katanya. "Lagi cari ban balakang untuk motor gw nih, ukuran 120/80 16, ada ga boss?".
Si boss pun bilang, "Ada boss...tapi cuman Pirelli. Mao ga?"

Boleh, brapaan harganya?

Boss 5 ban motor: "Rp. YYYY..." (beda harga dengan rumah ban)

Saya: "Boleh...ada ga barangnya?"

Boss 5 ban motor: "Bentar yah di konfirm dulu di gudang, kalau ga ada ke pusat".

Saya: "nunggu...."

Boss 5 ban motor: "Ada boss, tinggal 1 lagi. Ga ada di gudang, tapi di pusat"

Saya: "Boleh deh..kapan masuknya?"

Boss 5 ban motor: "1-3 hari masuk boss"

Saya: "Ok, sekarang kan hari kerja, gini aja deh, gimana kalau weekend ini?"

Boss 5 ban motor:"terserah boss, kita flexible kok, sabtu bisa, minggu bisa, jem 9 kita buka, yahhhh enaknya jam 10an ke sininya deh, semuanya dah pada seger :) "

Saya: "Ok, kalau gitu saya bayar DP-nya yah...brapa boss?"

Boss 5 ban motor: "Rp. 100.000 cukup kok."

Saya: "Ok, sampai ketemu weekend ini boss...thank you yah :)"
Akhirnya saya pun senang pulang, ketemu juga akhirnya yang di cari-cari. HAHAHAHA...weekend ini si cikita akan memili sepatu baru dan lebih lengket. YAY!
Pada awalnya saya janji hari sabtu akan mengganti ban belakang "Minerva GTR 170", tapi karena hari itu ada acara training di Jakarta (dari pagi sampai malam), akhirnya di pastikan kepada 5 ban motor, bahwa saya tidak bisa datang sabtu, melainkan hari minggunya.
Hari minggu, jam 10:00 pagi, sudah ada di depan 5 ban motor, hati deg-degan, mudah2an ban Pirelli mantabs, dan tidak seperti ban yang bawaan pabrik. Setelah di 1 jam di pasang (nyantai mode), akhirnya saya pun menuju rumah. Saat awal memang tidak terasa perbedaan yang significant.
Setelah menggunakan ban baru ini selaman 1 minggu, akhirnya saya pun mengakui kualitas ban mahal. Memamng apa yang di katakan orang-orang mengenai ban berkualitas itu benar, sekarang meskipun jalan licin (habis hujan atau sedang hujan ) saya berani mengambil tikungan dengan kecepatan di atas rata2 (80 km/jam), ini tidak di sarangkan untuk di lakukan selalu. Saat ini saya hanya sedang mengetest ban belakang saja, yang dulunya dengan 60 KM/jam sudah terasa "kepleset", tapi sekarang dengan 80 KM pun di tikungan yang sama, masih tetap stabil.
Dengan harga 2-3 x lipat dari harga ban biasa, tapi keamanan menurut saya meningkat dari level 2 ke level 8 (dari max. 10 points).
Bukan hanya memikirkan motor minerva kalau kenapa-napa yang spare-partnya susah banget di cari, tapi ini demi keselamatan diri anda sendir (dan kemungkinan orang yang di bonceng).
Selamat ber-hunting ban belakang "Minerva GTR 170"
 
Hampir 1 bulan terlewati setelah kejadian mogok total (link it to: http://delta76.weebly.com/1/post/2013/03/minerva-gtr-170-mogok.html ), dan beberapa minggu terakhir motor "Minerva GTR 170" agak aneh. Kondisi yang saya alami sendiri seperti berikut:
Kira - kira 3 hari sebelum motor mati mendadak (total mati), saat mengerem (lampu merah, kendaraan di depan yang memperlambat, orang nyebrang etc ... ) motor "Minerva GTR 170" berlaku seperti yamaha mio, yaitu nembak-nembak suara ledakan yang terdengar jelas dari knalpot.
1 hari sebelum motor "Minerva GTR 170" tiba2 mati, di saat menunggu lama (misalnya di depan lampu merah) kadang-kadang motor mati sendiri. Dan jika di nyalakan kembali, tidak ada masalah. Kebanyakan orang akan mengira "busi sudah soak".
Di saat hari-H, kelimpungan deh, motor ga bisa nyala sama sekali, kick start ga bisa bantu, apa yah kira2 masalahnya?
Sampai suatu hari saya kopdar dengan Om dudit (GTR Riderz) & MadMan (Minerva Madas). Saat pulang dari kopdar, dari sudirman menuju block-m di tunnel di depan pasar raya tiba2 motor "Minerva GTR 170" berhenti mendadak (saat itu kecepatan kira-kira 90-100 KM/hr). Memang saat dari jalan aspal terendah dan akan menaiki tanjakan terasa kencang benturan yang di rasakan. Dan setelah benturan tersebut, motor yang tiba-tiba mati.
Setelah di investigasi dan di bantu oleh salah satu member MadMan yang juga kebetulan lewat jalur pulang yang sama, akhirnya ketahuan bahwa penyebabnya adalah kabel busi yang "kendor".
Sekitar 2 minggu yang lalu, terjadi lagi (jam 4:45 WIB, di jalan Margonda, Depok, Jawa Barat), ternyata bukan kepala kabel busi yang kendor dari cengkramannya kepada busi, melainnya kabel & kepala kabel yang tidak lagi menyatu...aka...lepas... WTF?
Puter-puter kepala busi dengan kabel busi agar bisa menempel lagi (untungnya sedang menggunakan sarung tangan kulit, jadinya panas motor tidak berasa kepada jari2 saya yang selalu kagetan dengan panasnya mesin)...and TADAAAA...motor nyala lagi. Waduhhh. parah juga yah. Sewaktu pulang akhirnya tidak lupa mengungjungi alfa mart terdekat, dan mencari solatip / plakband untuk kabel elektrik.
Sampai di rumah, malam sekitar jam 19:30 WIB, langsung ambil kunci L (ukuran ga jelas), agar bisa membuka standar kaki yang ada di bagian sebelah kiri agar saya bisa bekerja dengan leluasa menempatkan solatip / plakband kepada kabel busi dan kepalanya.
Alat-alat yang di butuhkan, sangatlah mudah, yaitu:
- Kunci L
- Gunting
- Solatip elektrik (ciri khas, warna hitam)
Sekarang status penggunaan solatip / plakband tersebut: sudah 2 minggu jalan 3 minggu, tidak ada satu pun saya ragu menggunakan motor kesayangan "Minerva GTR 170". :)
Tips:
Ini bukan hanya pengguna motor "Minerva GTR 170" saja, andaikan anda memiliki motor, saya sarankan untuk menggunakan solusi ini agar pengapian motor anda tetap terjamin. Jangan tunggu sampai mogok di pinggir jalan, atau "ndut-ndutan" setelah mencuci motor.
Selamat mencoba