"Toluene can be used as an octane booster in gasoline fuels used in internal combustion engines. Toluene at 86% by volume fueled all the turbo Formula 1 teams in the 1980s, first pioneered by the Honda team. The remaining 14% was a "filler" of nheptane, to reduce the octane to meet Formula 1 fuel restrictions. Toluene at 100% can be used as a fuel for both two-stroke and four-stroke engines; however, due to the density of the fuel and other factors, the fuel does not vaporize easily unless preheated to 70 degrees Celsius (Honda accomplished this in their Formula 1 cars by routing the fuel lines through the muffler system to heat the fuel). Toluene also poses similar problems as alcohol fuels, as it eats through standard rubber fuel lines and has no lubricating properties, as standard gasoline does,which can break down fuel pumps and cause upper cylinder bore wear."
Setelah membaca baca di blog, forum, wiki dan lain - lain, saya juga menemukan cara lain untuk menaikan oktan / octane untuk BBM. Kali ini saya akan membahas penggunaan paint thinner untuk bahan bakar.
Bahan dasar dari paint thinner adalah Toluena ( check http://id.wikipedia.org/wiki/Toluena ), untuk saya pribadi memang belum jelas apakah semua paint thinner itu adalah 100% Toluena atau ada campuran lainnya di dalam paint thinner. Menurut beberapa blog dan forum Toluena dapat di gunakan sebagai bahan bakan minyak ( BBM ) di dalam kendaraan bermotor. Paint thinner / atau lebih tepatnya Toluena, memiliki angka RON-120 ( BBM Premium RON 88, pertamax RON-92, pertamax plus RON-95 ). FYI RON singkatan dari Research Octane Number.
Dari beberapa pengalaman orang yang di sebar di dunia maya ini, menyatakan, dengan mencampur paint thinner dengan BBM Premium bisa menaikan oktan / octane lebih tinggi. Mereka berhitung seperti berikut:
1 liter BBM premium = RON 88
1 liter paint thinner = RON 111 ( http://en.wikipedia.org/wiki/Octane_rating )
Jika anda mencampurkan 1 liter premium + 1 liter paint thinner, makan RON yang akan miliki adalah = ( 88 + 111 ) / 2 = 99,5
Perhitungan untuk mendapatkan pertamax plus ( RON-95 ) sangat mudah, dengan formula berikut ini:
( ( X * 88 ) + ( Y * 111 ) ) / X = 95
Di mana X = total BBM premium dalam jumlah liter
dan Y = jumlah paint thinner dalam jumlah liter
Contoh:
Anda ingin mengisi motor anda dengan total 8 - 9 liter. Berapa liter paint thinner anda harus masukan ke dalam tengki bensin agar anda mendapatkan RON-95 ( setara dengan pertamax plus?
step 1: ( ( 8 * 88 ) + ( Y * 111 ) ) / 8 = 95
step 2: ( ( 8 * 88 ) + ( Y * 111 ) )  = 95 * 8
step 3: ( ( 8 * 88 ) + ( Y * 111 ) )  = 95 * 8
step 4: 704 + ( Y * 111) = 760
step 5: Y * 111 = 760 - 704
step 5: Y * 111 = 56
step 6: Y = 56 / 111
step 7: Y = 0.505 liter paint thinner
Mudah kan? :) ( balik ke SD lagi deh wakakakaka )
Dengan perhitungan di atas, anda akan mendapatkan BBM setara dengan pertamax plus. OK. Sekarang apakah ada udang di balik terigu? Maksudnya, apakah dengan cara ini kita bisa mengirit penggunaan BBM?
Dari segi keuangan:
Dengan contoh hitung - hitungan di atas, maka anda akan mengeluarkan uang sebesar ( Feb 2013):
BBM premium = Rp 4.500,- * 8 = Rp. 36.000,-
Paint thinner = Rp 18.000,- * 0.505 = Rp 9.081,08
Total = Rp 45.081,08
Sedangkan dengan membeli pertamax plus, anda akan mengeluarkan uang sebesar:
8,505 * Rp 10.500,- = Rp. 89.302,50
Perbedaan sangat luar biasa ( Rp. 43.819,27 ). Dari segi dompet anda sudah pasti akan menghemat. Secara matematika kita sudah membuktikan bahwa pemakaian BBM premium + paint thinner bisa mengirit dompet kita.
Seterusnya apa lagi? apa masih ada udang di balik terigu di balik udang lagi? yup...masih ada. Karena BBM premium  dan Toluena tidak homogene ( terdiri atas jenis, semacam, sifat, sewatak ) dengan kata lain, paint thinner dan BBM secara praktek tidak akan menyatu. Menjadi 2 ( dua ) materi yang berbeda di dalam tengki bensin. So, prakteknya gimana sih?
Karena BBM Premium dan paint thinner tidak bisa menyatu, mereka akan selalu terpisah. Nasib pembakaran BBM di ruang pembakaran pun kita serahkan kepada nasib. Kadang masuk BBM premium kadang masuk paint thinner. Kadang dua - duanya (dengan takeran / ukuran ) yang berbeda-beda. Di sinilah kita tidak bisa mengontrol penggunaan paint thinner dalam performa di motor kita.
Kesimpulan:
Jika kita bertanya-tanya, mengapa banyak orang menggunakan paint thinner sebagai peningkat oktan? Menurut saya, dan ini menurut saya pribadi, kebanyakan orang hanya melihat di beberapa sisi / sudut pandang penggunaan paint thinner sebagai peningkat oktan. Seperti, irit dompet, terbukti secara hitung-hitungan dengan ( simpel ) formula matematika di atas tadi, sugesti dan lain-lain.
Dari beberapa forum juga menyatakan bahwa penggunaan paint thinner sebagai peningkat oktan, seharusnya di dampingi oleh Aceton ( yang bisa di temukan di cairan pelepas cat kuku / nail polish remover ). Perbandingannya pun masih belum jelas, ada yang mengatakan 80%-20% (80% paint thinner, 20% aceton). Aceton berfungsi agar di dalam tengki bensin tidak terdapat endapan air. Untuk motor yang masih menggunakan karburator, tidak terlalu rumit jika karbu anda "tenggelam", tapi jika anda  menggunakan injection, kemungkinan besar jika bermasalah, anda akan mengeluarkan biaya yang jauh lebih mahal.
Belum lagi asap hasil pembakaran paint thinner bisa di anggap berbahaya ( di ruangan tertutup apa lagi di garasi, harap hati - hati menyalakan mesin di daerah tertutup, seperti garasi di mall ). Seberapa bahayanya saya sendiri belum menemukan angka-angka. Contoh kasus: http://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/chem_profiles/toluene/health_tol.html
Sekarang saya serahkan kepada diri masing-masing. Apakah menurut anda penggunaan paint thinner akan membantu anda dan lingkungan di sekitar?



Leave a Reply.