Sudah hampir seminggu saya menggunakan NANO ENERGIZER di dalam Motor kesayangan ( Minerva GTR 170 CC ). Dalam seminggu ini kurang lebih saya sudah menggunakan sebanyak / sejauh 300 KM. Dalam periode ini saya menggunakan oli mesin tipe baru (yang sebelumnya menggunakan Repsol Moto 0.8L, yang di gunakan standar oleh dealer Minerva dan sesudah ini saya mencoba Shell AX 5) yaitu Shell AX 7 (semi sintetik).
Setelah menggunakan kombinasi ini ( Shell AX 7 & Nano Energizer), sumpah, saya sendiri baru merasakan kembali kondisi motor baru. Semakin saya menggunakan motor, bukannya dari licin menjadi "seset", malahan dari licin semakin licin dan semakin halus tarikannya.
Semakin jauh, semakin saya tidak percaya...apa betul ini semua semakin membaik? atau semua ini hanya "The Power of Suggestion" belaka?
Seperti (educated/experience) berkata, you don't know when you don't even try. Atau kata pak Mario Teguh bilang: Lebih baik gagal mencoba, dari pada tidak mencoba sama sekali. Dan kali ini, saya bisa berkata, memang betul...this product did WORK! :)
Apa yang saya rasakan yang saya bilang menjadi perubahan yang signifikan?
  • Pada blog saya sebelumnya ( http://delta76.weebly.com/1/post/2013/05/nano-energizer-panas-musuh-mesin-anda.html ) saya mengatakan, sebelum menggunakan NANO ENERGIZER mesin panas, knalpot dingin. Saat ini bisa di bilang kondisinya kebalik. Semakin jauh saya menggunakan NANO ENERGIZER, knalpot semakin menghasilkan panas, dan mesin semakin dingin. Dengan kata lain, suhu panas berkurang di timbun di dalam mesin. Good job
  • Seminggu saya menggunakan NANO ENERGIZER, semakin hari semakin licin dan semakin enteng. Di motor Minerva GTR 170 CC bisa di rasakan dalam RPM rendah (3000 - 400 rpm) akan di rasakan sentakan-sentakan, atau tarikan agak kasar. Setelah menggunakan NANO ENERGIZER + SHELL AX 7, sentakan-sentakan ini semakin berkurang. Apa lagi kalau di bawa jalan-jalan di Jakarta pada jam kerja (official stop and go riding).....
Di katakan bahwa menggunakan NANO ENRGIZER bisa menambah umur mesin, dan selama 30.000 KM mesin anda akan tetap bagus seperti awal. Di karenakan saya menggunakan KAPUR BARUS saya perkirakan saya akan membeli NANO ENGERGIZER setiap 15.000 KM (saat penggunaan awal saya menggunakan NANO ENERGIZER di KM 17.900, so di KM 33.000 saya akan membeli lagi)...just in case aja. :)
Saya hanya bisa menyarankan, untuk anda yang menggunakan motor harian, silahkan mencoba product ini. Untuk motor yang tujuannya hobbian, lebih baik jangan, di karenakan akan (ada kemungkinan) menyumbat saluran oli di dalam mesin ada...yang ada bukannya solusi, malahan masalah. Mungkin anda juga bisa membaca blog lainnya seperti contohnya di sini.
Selamat mencoba :)
 
Sekitar sebulan (kurang lebih) yang lalu, saat saya mencari-cari oli mesin untuk mengganti (yang saat itu) saya gunakan, Shell AX 5, saya berjalan-jalan di Ace Hardware. Saat pencarian, seperti yang anda lihat di Ace Hardware, banyak sekali pilihan-pilihan untuk mesin anda. Yah dari macam-macam oli mesin, water coolant, penambah oktan dan sebagainya. Selain dari barang-barang tersebut yang di pajang di bagian mobil / otomotif saya melihat ada produk baru yang sebelumnya saya belum lihat di pajang di Ace Hardware Bogor (warung jambu).
Setelah saya melihat sekilas brosur yang di sediakan, saya membaca bahwa produk ini bukan lah penambah oktan. Hmmmm something interesting nih.. Karena kalau dari produk penambah oktan saya sendiri sudah terpaku oleh 2 macam produk, yaitu Norival atau Kapur barus (kamper).  Setelah membaca brosur, singkatnya begini:
Produk ini, Nano Energizer, akan melapisi bagian dalam mesin anda dengan Ceramic / keramic. Salah satu karakter keramik adalah "tidak" menyimpan hawa panas. Panas bisa di bilang musuh terselubung terbesar untuk mesin bermotor (selain dari debu / kotoran), jika kita memiliki kesempatan untuk membuang hawa panas dari mesin kita, sebagai pemilik kendaran bermotor, saya sangat sarankan untuk melakukan ini. Karena dengan hawa panas yang berada di dalam mesin akan mengangibatkan:
  • Oli mensin cepat "habis"
  • Mesin akan memuai yang membuat ruangan menjadi sempit dan semua "moving parts" akan langsung bergesekan. Ini yang membuat goresan-goresan terjadi di dalam mesin anda.
  • Karena goresan yang berada di dalam mesin anda, maka tekanan mesin pun akan berkurang. Karena tekanan berkurang, mesin anda pun berkurang menghasilkan tenaga dengan jumlah BBM yang sama.
  • Karena mesin anda menghasilkan tenaga yang kurang dengan jumlah BBM yang sama, anda akan menggunakan BBM lebih banyak. AKA boros BBM.
  • Boros BBM = Boros dompet
  • Mesin rusak = Boros dompet
  • Mesin rusak, Motor rusak, Beli motor baru = Boros dompet
Dengan point-point di atas, akhirnya saya pun mencoba (setelah gajian :D ) menggunakan Nano Energizer ini. Setelah menggunakan (detik ini) sebanyak kurang lebih 160 KM, saya memang merasakan adanya perubahan. Apa yang saya rasakan?
  • Knalpot / Exhaust lebih panas dari biasanya, ini menandakan hawa panas lebih banyak keluar dari mesin. Good..
  • Mesin masih panas, tapi tidak sepanas sebiasanya. Good
  • Mesin lebih halus, enteng (ini bisa di mungkinkan karena saya sudah mengganti oli ke Shell AX 7, review mengenai ini akan saya buatkan setelah botol ke 2 masuk, karena sekarang masih ada Nano Energizer di dalamnya)
  • Penggunaan BBM lebih irit. Yang tadinya saya pulang pergi Bogor - Jakarta beli BBM sebanyak 4,5 Liter, sekarang menjadi 3.4 liter.
Cara penggunaan Nano Energizer:
  • Panaskan mesin anda selama 5 menit (atau bila anda merasa mesin sudah cukup panas)
  • Matikan mesin, buka penutup oli mesin
  • Masukan Nano Energizer ke dalam kamar oli
  • Silahkan gunakan.
Di sarankan, menggunakan motor sejauh 150 KM, anda baru merasakan perbedaan. Setelah membaca-baca blog lainnya yang menulis tentang produk ini, ada dari mereka mengatakan, agar penggunaan untuk motor yang di gunakan setiap hari. Karena produk ini akan melekat kepada metal, jika motor tidak di gunakan secara sering, maka akan ada kemungkinan (besar) akan menyumbat saluran oli mesin. Jadi di sarankan, untuk motor yang hanya di gunakan 1 x seminggu, jangan menggunakan produk ini. Atau jika anda ingin mengunakan produk ini ke dalam motor hobi-an, gunakan motor tersebut setidaknya sejauh 150 KM. Dan jika anda akan menyimpan kembali di garasi, di sarankan mengganti olinya terlebih dahulu,
Untuk saya sih ga ada ruginya untuk mencoba produk ini....

Selamat mencoba.
 
Sudah berapa lama saya menyukai body kevlar...mungkin sejak awal saya suka motor kali yah? :) Siapa sih yang tidak suka motiv kevlar di body motor-nya? saat awal-awal memiliki motor, saya pernah kelimpungan cari sticker kevlar, yang akhirnya saat itu pun tidak saya temukan (awal tahun 2000). Sering saya lihat di parkiran motor, motor yang menggunakan sticker kevlar...membuat hati deg-degan "Keren abissss." "Mantab!" "Pengen dong.." itu kata-kata yang ada di hati saya.
Tapi apa yang terjadi sekarang? sticker kevlar membuat (menurut pribadi) motor menjadi murah. Dari sisi yang di mana sekarang sticker kevlar sudah mudah di dapatkan, dan yang kedua adalah, pengguna motor yang menempelkan sticker kevlar di mana-mana.
Nah kenapa kevlar beneran? Ini sih masih sebenernya mimpi...tapi apakah semua di dunia ini kita dapatkan tanpa mimpi hanya kebutuhan saja yang membuat barang/kejadian tertentu datang ke diri kita? Boring banget hidup tanpa mimpi :)
Ok, let's go to the main topic.
Sudah terkenal, body part / set / kit atau apa lah yang kalian kenal...buatan minerva / cpi (menurut saya dan beberapa pemilik motor minerva lainnya) yang kualitasnya parah. gampang pecah, gampang retak, etc deh.. Kalau uang bukan masalah, sekarang tinggal di tanya aja ke dealer minerva terdekat, berapa lama delivery body part tertentu? mereka pasti jawab... "Minggu depan kita kontakin bapak" dengan kata lain "ntauuuu...bisa minggu depan, bisa bulan depan, bisa taon depan..."
Nah di bagian motor saya sendiri sekarang di bagian leg-cover-nya (kanan & kiri) sudah ada keretakan, yang akan menimbulkan masalah "penampilan". Yang dulunya gagah perkasa, sekarang gede tapi ronsokan.
Solusi pertama:
Di bagian retak, bisa di tambahkan lem super kuat (bisa cari di, misalnya, ace hardware) dan kasih plakband.

Solusi kedua:
Kasih plakband "Mac Gyver" supaya retak tidak merembet ke mana-mana

Solusi ke tiga:
Beli body cover part yang bagian retak dari Minerva / CPI / Naza (Malaysia, contoh https://www.facebook.com/TRIXGERCLUB ). Tapi yah ga di jamin body-nya ga retak lagi. Kalau pun retak lagi, solusi 1 & 2 bisa di kerjakan. :)

Solusi ke empat (final??):
Carbon Kevlar (CK)
CK sudah terkenal kualitas kekuatannya...apa lagi selain dari kekuatannya, dari loop & feel yang sangar membuat motor naek ke level berikutnya. Cuman ada satu masalah (untuk kita yang punya bank rekening tidak sebesar pemilik Sampoerna), yaitu... dana yang di butuhkan.
Untuk saat ini saya sendiri masih belum jelas, berapa yang di butuhkan untuk membuat Carbon Kevlar body part di Minerva GTR 170.
Nah untuk yang punya uang jajan lebih dan ingin membuat custom CK, saya sendiri baru menemukan beberapa bengkel yang menerima pekerjaan membuat custom kevlar. Anda bisa melihat di bawah ini:
Selamat mencoba.

:ps
Doain juga yah supaya saya bisa membuat CK body part. Abisnya body udah pada mulai retak nih... :)
 
Saya emang bisa di bilang orang yang "patuh" sama buku. Ini khusunya di bagian-bagian yang saya sendiri tidak paham, atau tidak mengerti sama sekali. Untuk kali ini saya ingin membahas penggunaan oli mesin yang akan saya jalankan. Untuk itu, harap di pantau saja blog ini dalam waktu dekat. :)
Untuk "beberapa" kilometer pertama (sekitar 12.000 km) saya mempercayai delaer minerva agar memasukan oli ke motor GTR 170 saya punya. Namun, akhir-akhir ini saya mulai mencurigai pihak dealer yang memasukan oli mesin tipe ece-ece (murahan/ga jelas). Ini di karenakan buku panduan yang mengatakan oli mesin agar di ganti setiap 2.500 KM. Sedangkan "sudah" 1000 KM saja mesin (di rpm tinggi) sudah terasa bergetar halus yang terasa di kaki.
Mulailah saya meng-explor tipe-tipe oli mesin yang ada di pasaran. Dan akhirnya saya memulai journey pertama ini dengan membeli 3 botol "Shell Advanced AX5". Dengan harga "murah"/ "terjankau" saya akan membuka pengalaman saya ke dunia maya.
Botol pertama, saya gunakan sesuai dengan buku petunjuk. Yaitu mengganti setiap 2.500 KM. Setelah 2.000 KM berlalu, saya pun merasa "Masih ada 2 botol lagi tuh, coba ah pengen liat ah hasilnya".
Setelah membawa ke bengkel di deket rumah, mereka pun membuka "baut" penutup oli mesin (yang berada di bagian kiri bawah motor), setelah di buka, montir pun berkata "Boss,  udah brapa lama ga ganti oli? kotor banget olinya. And dikit (kira2 50% berkurang dari biasanya)
"Huh?? Kotor? tinggal dikit? maksudnya??"
Masuklah isi botol ke 2 ke dalam perut motor. Dan sambil mengingat kata-kata montir yang 2.000 KM di bilang ke lamaan, akhirnya saya pun membawa kembali motor ini setelah 1.000 KM.
Hasil setelah 1.000 KM....tetap sama, oli kotor, tapi jumlah oli masih OK (kisaran 0.75 liter kali yah :) )
Agak panik juga sih denger berita ini. Tapi setelah baca-baca di internet, yang mengatakan "Jika oli kotor yang di keluarkan dari mesin saat mengganti oli, ini berarti oli bekerja seperti seharusnya. Dengan kekotoran di dalam mesin yang ada, oli tetap membawa kotoran tersebut keluar. Jika oli motor yang anda ganti keluar bening, anda harus curiga, karena tidak ada pembakaran di dalam mesin motor tidak menghasilkan kotoran".

Bener juga sih kalau di pikir-pikir pemikiran seperti itu..
Sambil baca-baca di internet, saya menemukan pembicaraan mengenai oli untuk motor matic. Dari pembicaraan tersebut, di nyatakan bahwa, the best oli untuk motor matic adalah    :
=== PILIHAN TERBAIK Menurut TS ====
1.Motul Scooter Expert (Rp. 200.000)
2. Motul Scooter biasa (Rp. 150.000)
3. Shell AX7 Scooter (RP. 42.000)
4. Castrol POWER1 SCOOTER 4T
5. Repsol Moto Scooter 4T 5W40
6. BM1 PC 1100 (Rp. 50.000)
7.Pertamina Enduro matic
Saya sendiri belum mencoba semua yang ada di list tersebut. Nah ok, setelah mendapatkan list ini, saya sendiri meng-explor apa yah yang akan saya coba. Nomor 1 & 2 harganya lumayan gila juga sih. Tapi ada beberapa orang meng-claim oli tersebut bisa di gunakan sebanyak 8.000-10.000 KM. Ini nomor yang sangat fantastis! Apa betul?
Yawes, sambil nunggu botol ke 3 di masukan ke dalam perut si cikita, kayaknya saya pengen stay di Shell dulu deh. So, nomor 3, Shell AX7 Scooter ,  akan menjadi bahan percobaan berikutnya.
Untuk percobaan ini, saya akan naikan yang dari per 1.000 KM, menjadi 1.500 KM. Saya akan membeli 2 botol saja. Dan kita akan tunggu hasil dari penelitian ini.
Disclaimer:
Apa yang saya sampaikan diatas adalah bersifat subjektif, penggunaan oli itu cocok2an, tergantung mesin dan style berkendara ridernya. Oli yang sama dengan tipe motor yang sama bisa berbeda2 impresinya untuk rider yang berbeda, so coba dulu saja olinya, pakai dan rasakan sampai menemukan yang  terbaik (tapi ingat jangan terlalu sering2 ganti merk oli :d).
 
Sudah 16.000 KM terlewati, ban belakang "Minerva GTR 170" sudah menunjukan ketipisannya semenjak 1000 km lalu. Di saat KM 14.000 memang sudah kelihatan ban belakang mendekati batas maksimalnya. Dan sudah menjadi rahasia umum, mendapatkan ban belakang dengan ukuran 16 inc, lebar 120 dan tinggi 80 sangatlah susah). Mencoba memesan dari pihak minerva, di katakan membutuhkan waktu lama (yang tidak bisa di pastikan, bisa 1 minggu, bisa berbulan-bulan).
Karena ini memang "Motor capek" (yang di gunakan 500 kilometer setiap minggunya (minimal), saya harus mendapatkan peganti ban secepatnya...apa lagi ban bawaan dari pabrik yang semakin botak, semakin licin. Waduh, sudah tidak berani lagi bawa "Minerva GTR 170" kenceng2 (> 70KM dengan kondisi jalanan licin).
Dari planet ban, kios-kios motor kecil saya datangin, dan mereka hanya menarik bahu saja.. "Ga jual boss...memang ukuran segitu susah".
Sampai saya menemukan facebook "Rumah Ban" ( https://plus.google.com/116119183733856010096/about?gl=id&hl=en ) facebook: ( https://www.facebook.com/rumahbanmotor ) tanya-tanya lewat facebook, dan mereka akhirnya mengatakan bisa deliver ban merek Pireli dengan harga Rp. X. (rahasia donggg ). Nah ok, saya sudah mulai seneng, ada yang bisa deliver ban belakang "Minerva GTR 170" nih. Kalau ban depan sih ga pusing-pusing banget, karena ban depan memiliki velg 17, dan ini lumayan banyak tawarannya.
Di planningin untuk menabung agar ban Pirelli kebeli (lumayan mahal juga sih di banding ban-ban pada umumnya), tapi kepala males menuhin perasaan lagi. Wah kalau cuman ada di rumah ban, kapan mau pasangnya? habis pulang kerja? weekend? wahhhh jauh juga nih, maunya sih weekend and di pagi hari. Masa weekend ke Jakarta and cuman ganti ban doang? malesin banget deh.
Akhirnya pada suatu hari, semua kios ban dari Lenteng agung sampai bogor pun saya sampiri...dan sampai saya ketemu "5 ban motor" (facebook: https://www.facebook.com/5banmotor.apb , bengkel: https://maps.google.com/maps?q=-6.563016,106.799828&hl=en&sll=-6.56248,106.800705&sspn=0.002337,0.003602&t=m&z=17 )
Pada saat saya menemui 5 ban motor ini, sebetulnya memang kebetulan, saat itu sedang macet. Dan saya pun sudah mulai lelah mencari kios-kios yang menjual ban motor (hari itu sekitar 10 kios saya sudah kunjungi), saat pulang melalui "jalan baru" / "Jalan Kyai Haji Soleh Iskandar" dan tiba2 saya melihat ada banner ban. Pertama saya kira ini kios yang hanya menjual ban mobil saja, tapi saat itu saya sudah nekad. "One less or more...doesn't matter". Dan setelah mendekati, saya pun lihat, rupanya mereka menjual ban motor...and banyaaaaak lagi. Dari merk Batlax, Michelin, Pirelli dan lain-lain.
Boleh juga nih, akhirnya tanya ke salah satu pegawai di sana "Boss, jual ban 120/80 untuk velg / ring 16 ga?". Sang pegawai pun menuju Boss-nya. Si Boss akhirnya konfirm lagi ke saya "Cari apa boss?" katanya. "Lagi cari ban balakang untuk motor gw nih, ukuran 120/80 16, ada ga boss?".
Si boss pun bilang, "Ada boss...tapi cuman Pirelli. Mao ga?"

Boleh, brapaan harganya?

Boss 5 ban motor: "Rp. YYYY..." (beda harga dengan rumah ban)

Saya: "Boleh...ada ga barangnya?"

Boss 5 ban motor: "Bentar yah di konfirm dulu di gudang, kalau ga ada ke pusat".

Saya: "nunggu...."

Boss 5 ban motor: "Ada boss, tinggal 1 lagi. Ga ada di gudang, tapi di pusat"

Saya: "Boleh deh..kapan masuknya?"

Boss 5 ban motor: "1-3 hari masuk boss"

Saya: "Ok, sekarang kan hari kerja, gini aja deh, gimana kalau weekend ini?"

Boss 5 ban motor:"terserah boss, kita flexible kok, sabtu bisa, minggu bisa, jem 9 kita buka, yahhhh enaknya jam 10an ke sininya deh, semuanya dah pada seger :) "

Saya: "Ok, kalau gitu saya bayar DP-nya yah...brapa boss?"

Boss 5 ban motor: "Rp. 100.000 cukup kok."

Saya: "Ok, sampai ketemu weekend ini boss...thank you yah :)"
Akhirnya saya pun senang pulang, ketemu juga akhirnya yang di cari-cari. HAHAHAHA...weekend ini si cikita akan memili sepatu baru dan lebih lengket. YAY!
Pada awalnya saya janji hari sabtu akan mengganti ban belakang "Minerva GTR 170", tapi karena hari itu ada acara training di Jakarta (dari pagi sampai malam), akhirnya di pastikan kepada 5 ban motor, bahwa saya tidak bisa datang sabtu, melainkan hari minggunya.
Hari minggu, jam 10:00 pagi, sudah ada di depan 5 ban motor, hati deg-degan, mudah2an ban Pirelli mantabs, dan tidak seperti ban yang bawaan pabrik. Setelah di 1 jam di pasang (nyantai mode), akhirnya saya pun menuju rumah. Saat awal memang tidak terasa perbedaan yang significant.
Setelah menggunakan ban baru ini selaman 1 minggu, akhirnya saya pun mengakui kualitas ban mahal. Memamng apa yang di katakan orang-orang mengenai ban berkualitas itu benar, sekarang meskipun jalan licin (habis hujan atau sedang hujan ) saya berani mengambil tikungan dengan kecepatan di atas rata2 (80 km/jam), ini tidak di sarangkan untuk di lakukan selalu. Saat ini saya hanya sedang mengetest ban belakang saja, yang dulunya dengan 60 KM/jam sudah terasa "kepleset", tapi sekarang dengan 80 KM pun di tikungan yang sama, masih tetap stabil.
Dengan harga 2-3 x lipat dari harga ban biasa, tapi keamanan menurut saya meningkat dari level 2 ke level 8 (dari max. 10 points).
Bukan hanya memikirkan motor minerva kalau kenapa-napa yang spare-partnya susah banget di cari, tapi ini demi keselamatan diri anda sendir (dan kemungkinan orang yang di bonceng).
Selamat ber-hunting ban belakang "Minerva GTR 170"
 
Hampir 1 bulan terlewati setelah kejadian mogok total (link it to: http://delta76.weebly.com/1/post/2013/03/minerva-gtr-170-mogok.html ), dan beberapa minggu terakhir motor "Minerva GTR 170" agak aneh. Kondisi yang saya alami sendiri seperti berikut:
Kira - kira 3 hari sebelum motor mati mendadak (total mati), saat mengerem (lampu merah, kendaraan di depan yang memperlambat, orang nyebrang etc ... ) motor "Minerva GTR 170" berlaku seperti yamaha mio, yaitu nembak-nembak suara ledakan yang terdengar jelas dari knalpot.
1 hari sebelum motor "Minerva GTR 170" tiba2 mati, di saat menunggu lama (misalnya di depan lampu merah) kadang-kadang motor mati sendiri. Dan jika di nyalakan kembali, tidak ada masalah. Kebanyakan orang akan mengira "busi sudah soak".
Di saat hari-H, kelimpungan deh, motor ga bisa nyala sama sekali, kick start ga bisa bantu, apa yah kira2 masalahnya?
Sampai suatu hari saya kopdar dengan Om dudit (GTR Riderz) & MadMan (Minerva Madas). Saat pulang dari kopdar, dari sudirman menuju block-m di tunnel di depan pasar raya tiba2 motor "Minerva GTR 170" berhenti mendadak (saat itu kecepatan kira-kira 90-100 KM/hr). Memang saat dari jalan aspal terendah dan akan menaiki tanjakan terasa kencang benturan yang di rasakan. Dan setelah benturan tersebut, motor yang tiba-tiba mati.
Setelah di investigasi dan di bantu oleh salah satu member MadMan yang juga kebetulan lewat jalur pulang yang sama, akhirnya ketahuan bahwa penyebabnya adalah kabel busi yang "kendor".
Sekitar 2 minggu yang lalu, terjadi lagi (jam 4:45 WIB, di jalan Margonda, Depok, Jawa Barat), ternyata bukan kepala kabel busi yang kendor dari cengkramannya kepada busi, melainnya kabel & kepala kabel yang tidak lagi menyatu...aka...lepas... WTF?
Puter-puter kepala busi dengan kabel busi agar bisa menempel lagi (untungnya sedang menggunakan sarung tangan kulit, jadinya panas motor tidak berasa kepada jari2 saya yang selalu kagetan dengan panasnya mesin)...and TADAAAA...motor nyala lagi. Waduhhh. parah juga yah. Sewaktu pulang akhirnya tidak lupa mengungjungi alfa mart terdekat, dan mencari solatip / plakband untuk kabel elektrik.
Sampai di rumah, malam sekitar jam 19:30 WIB, langsung ambil kunci L (ukuran ga jelas), agar bisa membuka standar kaki yang ada di bagian sebelah kiri agar saya bisa bekerja dengan leluasa menempatkan solatip / plakband kepada kabel busi dan kepalanya.
Alat-alat yang di butuhkan, sangatlah mudah, yaitu:
- Kunci L
- Gunting
- Solatip elektrik (ciri khas, warna hitam)
Sekarang status penggunaan solatip / plakband tersebut: sudah 2 minggu jalan 3 minggu, tidak ada satu pun saya ragu menggunakan motor kesayangan "Minerva GTR 170". :)
Tips:
Ini bukan hanya pengguna motor "Minerva GTR 170" saja, andaikan anda memiliki motor, saya sarankan untuk menggunakan solusi ini agar pengapian motor anda tetap terjamin. Jangan tunggu sampai mogok di pinggir jalan, atau "ndut-ndutan" setelah mencuci motor.
Selamat mencoba
 
Beberapa hari yang lalu, saya (dan juga sebagian banyak pengedara motor lainnya) mengalami mogok aka motor ga bisa nyala :(. Saat kejadian sangat menyedihkan...serasa "sendirian di keramaian". Di situlah saya berdiri di tepi jalan, melihat semua orang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan seperti biasanya. 
Sebelum kejadian, memang 1 minggu sebelumnya motor "Minerva GTR 170" agak aneh...ngadat suka mati sendiri di lampu merah atau sewaktu ngelepas gas saat menekan rem. Dan saat itu, kilometer +10.000 untuk busi yang sudah di gunakan. Pengalaman dari motor2 lain, biasanya busi yang sudah mulai melemah. Karena busi yang di gunakan tipe iridium, jadi cari-cari lagi siapa aja yang jualan busi tersebut. (btw untuk tipe busi, busi untuk honda tiger atay scorpio bisa di gunakan dalam "Minerva GTR 170").
Setelah mencari dan tidak mendapatkan busi yang di maui, akhirnya milih busi tipe standard. Merk NGK. Setelah 2 hari menggunakan busi standard, akhirnya penyakit baru dateng lagi...mesin berhenti di lampu merah, mesin mati dari momen di mana dalam keadaan kencang (50 KM ke atas) dan menekan rem....bingung...kenapa yah? padahal baru ganti busi.
Akhirnya saat pulang ke rumah, ada garasi, dan hati berkata.. "coba aja tanyain apakah mereka menjual busi iridium untuk tiger/scorpio? apa ruginya sih? paling cuman 5 menit saja..."
Ga taunya, di sini jual busi yang selama ini di cari-cari.. hahahaha...senangnya, tapi ada rasa dongkol juga. Habisnya cari-cari sampai ke cibinong ga ada yang jual :) anyway. Sekarang udah lebih deket, so bersyukur lahhhh.
Busi baru pun masuk, busi standard sudah terlihat "rusak" (banyak residu). Yawes, emang busi ece-ece kali yah. Yang penting busi iridium sudah masuk ke perutnya si "Minerva GTR 170" lagi. aman deh untuk 10.000 KM ke depan.
Beberapa hari kemudian, meskipun sudah menggunakan busi iridium, "Minerva GTR 170" mati lagi. Wadduhhhhh kenapa nih? padahal 1 minggu yang lalu sudah di service ke dealer. Akhirnya nekad juga ke bengkel biasa, agar mereka mencari penyebab kenapa motor ga bisa di nyalain (kondisi saat ini sedang ada di rumah). Setelah mereka lihat sana sini, akhirnya karburator pun di lepas dan di bersihkan. Dan si "Minerva GTR 170" akhirnya nyala lagi..yay :D... di situ saya punya pikiran jelek mengenai service di dealer Minerva. Habisnya seminggu sebelum kejadian, "Minerva GTR 170" memang sudah di service 2500 KM dan juga meminta karbu di bersihkan.
Senin, tanggal 18 maret 2013, seperti biasanya jam 4:30 WIB saya pun meluncur dengan "Minerva GTR 170" ke tempat kerja di Jakarta. So far so good. Motor starting dan nyala...di pertengahan jalan, persisnya di depan pasar Cibinong, karena banyak angkot yang ngetem di sana, saya pun memencet rem dan memperlahan. Sampai sekitar 3 meter di belakang angkot, tiba-tiba motor mati!!!... "WHAT THE H???" waduh...coba starting motor dengan kick start...no luck, akhirnya setelah 5 menit mencoba, motor pun harus di dorong ke sebrang jalanan (balik arah ke bogor). Saat itu jam menunjuk 4:55 WIB. Dan setelah mendorong motor sekitar 200 meter, akhirnya saya mencoba lagi dengan elektrik starter..motor nyala.. YAY!!. Saya harus pulang ke bogor secepatnya. Jam segini belum ada bengkel yang buka, matahari pun belum bangun dari dunia impiannya...
Sampai di perbatasan kabupaten Bogor (kedung halang), motor lagi-lagi mati. Kali ini permanent, mencoba ini itu tidak menolong. Panik pun mendatangi kepala yang sudah basah dengan keringat. Saat itu jam sudah menunjuk 5:15 WIB. Waduhhh...padahal tinggal sedikit lagi (6-9 KM ke rumah), tapi masih terlalu jauh untuk mendorong "Minerva GTR 170" karena sosoknya yang bongsor dan tidak seringan motor matic lainnya. Setelah mengontak HQ (istri), dan setelah di kirimkan pulsa sebanyak Rp. 10.000 saya pun bisa mengontak anggota keluarga yang kemungkinan bisa menolong mendorong motor ke rumah atau ke bengkel motor.
Jam 8:00 WIB pun pertolongan tiba, om yang kerja di jasamarga akhirnya tiba. Bukannya langsung derek atau dorong, malahan om saya ingin mengetahui apa penyebab motor mogok. Dan saat itu pun akhirnya ada beberapa penduduk lokal yang ingin lihat / tanya2 tentang "Minerva GTR 170". Setelah otak atik, akhirnya kabel busi pun di cabut...agar kita melihat apakah betul tidak ada pengapian di busi. Dan terbukti...kabel yang sudah di telanjangi, tidak mengeluarkan api listrik. "Wahhh kabel businya jelek" itu pendapat kami pertama. Dan kita setuju untuk mengganti kabel busi.
Jam 9:00 WIB, akhirnya kita pun menyerah, dah tidak bisa menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang kita miliki. Mendorong "Minerva GTR 170" akhirnya tak terhindari. Melihat cara mendorong motor "Minerva GTR 170" dengan kaki adalah opsi kami yang miliki saat itu. Dan setelah 500 meter mendorong, akhirnya om saya pun menyerah..."Susah!" katanya. Dan setelah mendatangi warung di pinggir jalan pun kita membeli seikat tambang plastik. Setelah mengikat motor dengan tambang yang di beli, akhirnya kita mencoba lagi. Tali yang di gunakan akhirnya tidak bisa membawa "Minerva GTR 170" ke tempat tujuan, karena tali yang di ikat ke "Minerva GTR 170" adalah bagian depan "shock breaker", dan karena sering bergesekan dengan ban depan, akhirnya putus. 
Jam 9:30 WIB, posisi ada di pertigaan jalan cemara dan jalan raya bogor (dekat pertigaan lingkar luar bogor), dengan perasaan bingung, "bagaimana selanjutnya nihhh??" dan akhirnya kami pun melihat ada bengkel Castrol yang berada di belokan jalanan. Kami pun mengantar "Minerva GTR 170" ke bengkel ini. Masih ada rasa pesimis dengan bengkel biasa (karena sehari sebelumnya membawa ke bengkel yang "sama"). Dan dengan adanya rasa sedikit pasrah, saya serahkan semua ke om saya. Dan dia pun akhirnya mengobrol dengan mekanis yang kerja di sana.
Setelah mengechek semua-nya. yah dari kabel busi, dan membuka body kit kiri bawah bagian depan, semua pun di check oleh si mekanis. Sampai-sampai dia mencoba CDI yang bentuknya hampir sama. Dan setelah memasukan CDI baru pun, motor tidak menyala. Akhirnya dia menggunting 2 kabel yang di sambungkan ke 1 lampu LED. Dari setiap konektor dia coba, lampu nyala...nyala...nyala..nyala...dan stelah 30 menit mencoba...akhirnya ada socket & kombinasi yang membuat lamput LED tidak menyala. NAHHH...ketahuan. Dan dia pun mengikuti alur kabel tersebut, dan akhirnya terlihat..."kabelnya kendor mas" kata mekanis. Setelah mengencangkan kabel, motor langsung start. Dan you know what? busi iridium yang lama akhirnya yang masuk ke perut si "Minerva GTR 170". Dan si cikita ("Minerva GTR 170") akhirnya mengngaung seperti dulu lagi...wahhhh merdu suaranya :D
Moral dari cerita ini, elektronic di "Minerva GTR 170" memang bisa di bilang "murahan", karena ini juga kita harus memperhatikan bagian elektrik di motor "Minerva GTR 170". Jangan maen ganti busi, accu / aki, kabel...padahal masalahnya sepele. Yah socketnya kendor, atau socketnya sudah karatan (ini yang terjadi dengan lampu biasa saya saat ini, solusinya sih gampang, hapus karat dari socket dengan cara mengkeroknya atau dengan cairan yang bisa menghilangkan karat dari besi).
Mudah-mudahan ini bisa membantu kalian para pemilik "Minerva GTR 170". Minta ke dealer untuk setiap 10.000 KM untuk mengecheck semuanya, kenceng-kencengin (baout, mur, kabel bersihin etc...)
 
Jika uang, bonus, jalan-jalan (atau benda-benda lainnya) yang menjadi motifasi seorang agen untuk menjual asuransi, maka tidak ada bedanya seorang Dokter yang memiliki motifasi yang sama
Saya sendiri bukan seorang agen asuransi, dan saya pribadi hanya ingin sekedar "sharing knowledge" mengenai agen-agen asuransi. Perlu di sadari, bahwa sudah banyak orang di sekitar kita yang mengatakan bahwa mereka bisa menjual asuransi (yahhh kesehatan, jiwa, investasi dan lain-lain). Apa pun yang kita lakukan, seorang agen sejati akan selalu mendekati kita (if not, mengejar kita kemanapun) selama kita bukan nasabahnya. Dan juga, jika kita nasabahnya pun, kita akan di tawarkan product-product mereka yang kita belum mengikutinya...setuju?
Nah, fungsi agen asuransi apa aja sih selain menjual produk-produk mereka ke kita? Apa kita tahu apa yang kita beli? Apa kita tahu pro / contra (keuntungan / kerugian ) dari produk yang kita beli?
Hampir 100% akan mengatakan, "Aku tahu, tapi ga sedetail yang di harapkan ...". Yup...itu pun yang saya rasakan dulu sewaktu saya tinggal di luar negri. Di Indonesia ini, malahan yang saya lihat, seorang agen segitu gencarnya mengejar nasabah / prospect demi keuntungan. Saya sendiri sih no problem di bagian ini...maksud saya, siapa sih yang kerja bukan untuk uang? Kita semua kerja demi mengejar segenggam berlian kan?? Jadi intinya sih syah-syah aja kalau orang bekerja demi uang.
OK, di sini sudah mulai masuk yah pemikirian saya...
Nah yang saya permasalahkan adalah motifasi agen-agen asuransi. Kebanyakan (bukan semua)...dan sekali lagi, kebanyakan dari mereka, motifasi mereka menjual asuransi adalah... UANG!... BONUS... JALAN-JALAN KE LUAR NEGRI (mau ke negara di Asia, Europa atau benua lainnya...).
Menurut saya, seorang agen asuransi, jika kalian menjual asuransi dengan motifasi uang yang berlimpah, "You are doing the wrong thing brothers & sisters!".
Kenapa menurut saya ini motifasi yang salah?
Pikirkan...jika uang, bonus, jalan-jalan (atau benda-benda lainnya) yang menjadi motifasi seorang agen untuk menjual asuransi, maka tidak ada bedanya seorang Dokter yang memiliki motifasi yang sama (pengejaran materi).
Yang akan terjadi apa jika seorang agen memiliki motifasi seperti itu? Di saat menjual produk ke nasabah / prospect, maka 95% dari yang di katakan hanyalah IMPIAN. Sedangkan di balik impian itu selalu ada "Down side".
Contohnya... apakah kalian tahu mengenai "unit link" (asuransi + investasi)? Apakah kalian mengetahui bahwa setiap tahunnya di unit link dana assuransi akan meningkat dan akhirnya kekurangan yang berada di asuransi akan "memakan" kekurangannya dari investasi anda?
Contoh: jika anda memiliki "unit link" dan membayar angsuran sebanyak Rp 500.000 / bulan, di mana:
tahun 1: Rp 300.000,- untuk asuransi
tahun 1: Rp 200.000,- untuk investasi

tahun 2: Rp 350.000,- untuk asuransi
tahun 2: Rp 150.000,- untuk investasi

tahun 2: Rp 400.000,- untuk asuransi
tahun 2: Rp 100.000,- untuk investasi
.
.
.
tahun x: Rp 700.000,- untuk asuransi
tahun x: Rp -200.000,- untuk investasi
Contoh di atas jika anda berfikir "Wahhh...dalam waktu 20 tahun, nanti aku punya Rp. X.xxx.xxx.xxx,- di investasi plus saya selama ini juga ter-cover dari segala penyakit lageee :) "... yang ternyata setelah 20 tahun terlewati, malahan anda tidak memiliki apa-apa (karena dana yang untuk investasi sudah habis ke makan oleh asuransi).... Di sini anda "rugi". Di sini anda akan mengutuk agen yang menjual product kepada anda...Di sini anda akan menyesali yang namanya asuransi. (kata "rugi" saya beri tanda kutip kenapa? karena sebetulnya anda tidak rugi, selama ini anda ter-cover jika anda sakit dan butuh biaya mahal di rumah sakit...tapi jika anda sehat selama 20 tahun (amiinnnn)...dana tersebut anda tidak pergunakan. Karena ini anda akan merasa "rugi").
Jangan...sekali lagi...jangan sampai sejauh itu.... Ketahui produk apa yang anda beli, jangan sampai "tertipu" (penipuan di sini tidak ada, hanya karena di awali oleh seorang agen yang tidak menyeritakan semuanya kepada anda saat anda membeli produk tersebut).
Gimana caranya untuk mencegah kekecewaan seperti kejadian di atas tadi?
  • Banyak bertanya (diri sendiri, internet, forum)
  • Jika anda sudah memilih salah satu PT Asuransi X, minta meeting dengan beberapa agen. Setelah bertemu dengan beberapa agen dari perusahaan tersebut, pilih agen yang menurut anda paling terbuka, jujur, helpfull.
  • Mengenali agen baik, mereka selalu berbicara dalam bentuk 2 sisi. Yaitu keuntungan dari produk dan kerugiannya.
  • Jika ada seorang agen yang (terlalu) banyak berbicara positif, jangan percaya (motifasi agen tersebut sudah terlihat jelas)
  • Cari agen yang menjual produk kepada anda yang di mana anda betul-betul membutuhkannya.
  • Jangan mau termakan dengan "perkenalan pertama yang wow" ( di ajak makan di restoran, jalan-jalan...etc..)
  • Jika ada agen yang mengatakan "Produk X yang di perusahaan kita, sama dengan dari Perusahaan Z, tapi kita lebih murah!". Di dunia ini tidak ada produk yang sama tapi harganya (jauh) beda. Jika ada agen mengatakan tersebut, silahkan tanyakan detailnya... "Kenapa sama kok jauh lebih murah". Apakah ini hanya omongan belaka, atau produk dari perusahaan si agen lebih banyak "Dark side" nya di banding produk yang sama dari Perusahaan Z. Jangan sekali-kali membedakan (contoh) antara laptop dengan desktop.
  • Jika memang milik, agen tersebut dan nasabah bisa menjadi menjalin pertemanan...if not...best friend.
Menurut saya point yang terakhir sangatlah penting. Karena di saat kita memegang asuransi, dan jika sesuatu terjadi dan asuransi tersebut harus di cairkan,
  • apakah dalam kondisi "kalang kabut" anda bisa berfikir jernih?
  • focus?
  • tahukah pencairan dana asuransi bisa berbelit-belit?
  • Apakah ada orang yang bisa membantu anda di saat kacau nanti?
Hanya seorang agen yang bisa membantu anda dengan optimal. Tentu ini tidak di haruskan, anda tetap bisa mengontak "callcenter" yang di mana anda juga bisa di bantu. Tapi ingat, musibah tidak mengenal waktu. Dan setiap detik di dalam kondisi musibah, sepertinya sangat lama berlalu.
Nahh...kembali ke pembukaan cerita ini.. Jika motifasi seorang agen adalah benda yang di kejar (uang, jalan-jalan, bonus lainnya)... apakah mereka ingin membantu kita secara optimal di saat dana asuransi anda butuhkan? anda bisa menjawabnya sendiri...
Semoga pilihan anda yang dibutuhkan sesuai dengan yang anda harapkan.
 
Selama ini kita selalu focus kepada apa saja yang kita bisa kerjakan / upgrade kepada motor kita. Tidak ada salahnya untuk mengerjakan ini, saya sendiri juga bersalah kok :)
Tapi apakah anda memikirkan dampak dari berkendaraan bermotor? Sudah layaknya, kita semua menyadari, dengan pilihan / kecintaan kita mengendarai kendaraan bermotor, risiko kita akan mendapatkan kecelakaan semakin besar. Apa lagi jika motor kita berlaju di luar undang-undang / aturan jalanan.
Sadarkah anda, pada tahun 2012 kemaren ada 11.795 kecelakaan terjadi (menurut http://metro.sindonews.com/read/2012/12/30/88/702019/catatan-kecelakaan-tahun-2012 ). Dari angka tersebut di perkirakan:
11.795 / 365 = 32.32 kecelakaan terjadi per hari.
Di antaranya, 901 kecelakaan maut...yang berujung dengan kematian. :(
901 / 365 = 2.5 kecelakaan per hari yang berujung maut :(
Tentu kejadian tersebut kita semua tidak menginginkannya...tapi apakah anda siap? apa yang terjadi jika kejadian yang kita semua tidak maui toh terjadi? tindakan apa yang anda lakukan untuk keluarga kita? toh kita sendiri memang sudah di panggil kok...
Pertanyaan yang harus di pertanyakan:- Apakah anda sudah meninggalkan nama baik di dunia ini?
- Apakah anda sudah membawa bekal untuk alam berikutnya?
- Apakah anda meninggalkan pesan-pesan untuk keluarga anda?
- Untuk anda yang memiliki harta, apakah anda sudah membuat wasiat?
- Apakah anda memiliki asuransi jiwa?
Saya sendiri sudah memiliki asuransi jiwa, dengan ini, jika terjadi sesuatu dengan diri saya, maka keluarga saya tidak perlu khawatir mengenai harta jika nanti saya sudah tidak ada di sini lagi. Saya sendiri tidak akan menikmati harta ini, karena ini akan keluar kepada istri saya dan anak-anak saya...dan ini juga saya kerjakan bukan untuk saya kok...melainkan untuk mereka.
Apakah anda sudah memikirkan ini?
Memang, langkah yang harus di pikirkan adalah langkah yang semua orang tidak suka. Tidak ada yang mau meninggalkan dunia ini, tidak ada yang mau memikirkan apa yang kita bisa kerjakan, untuk membantu mereka yang akan kita tinggalkan, tidak ada yang suka membuat planning soal kematian...tapi, jika terjadi?
Menurut saya, adalah seorang egois jika seseorang yang beresiko tinggi tidak meninggalkan apa-apa di dunia ini. Harta memang bukanlah segalanya yang harus kita tinggalkan. Akan tetapi, siapa yang akan memberi mereka yang di tinggal makan sehari-hari?
to be continue...
 
Untuk memilih sepatu biker tentunya untuk touring sangat perlu dilakukan demi menghindari dampak yang lebih parah pada cedera bagian kaki yang sangat penting bagi kita semua, untuk itu saya akan berbagi informasi tentang sepatu touring yang baik ada beberapa hal yang perlu dipelajari hal2 yg behubungan dengan pemilihan sepatu touring:
1. Safety

Untuk sepatu touring ada 3 bagian safety yaitu bagian mata kaki (angkle), Tulang kering (bone shine), Jari kaki (Toe slider), 3 hal tersebut merupakan standar safety untuk sepatu motor.

2. Kenyaman

Untuk sepatu touring sebaiknya bertype tinggi dan diatas mata kaki sehingga usahakan tinggi sepatu ada di atas mata kaki baik sampai betis atau lebih baik di bawah lutut, sekalian menjaga keamanan sepatu touring juga akan nyaman karena akan terasa hangat saat touring malam hari.

Sepatu dengan teknologi riset yang baik akan mengahasilkan kenyaman seperti mengunakan lapisan goretex atau 3M akan memberikan rasa nyaman dan tidak panas karena mempunyai membran melepaskan panas dan meredam panas.

3. Desain

Bentuk keseluruhan. Sepatu harus menutup seluruh bagian kaki mulai dari ujung jari kaki hingga ke tulang kering dan ada bagian engkel harus berbahan lentur agar tidak kaku seperti lipatan lekukan di depan dan belakang sehingga mengurangi resiko pegal.

4. Kuncian

Pengikat atau kuncian yang terbaik menggunakan velcro dan resleting. Pengikat tali, seperti pada sepatu olah raga, beresiko tali tersangkut pada bagian sepeda motor yang berputar (rantai, ban, sprocket). Selain itu pengikat menggunakan resleting lebih kuat dan velcro akan membantu sekaligus menutup resleting untuk menghindari masuknya air ke dalam sepatu

5. Size

Untuk sepatu ridding biasanya akan lebih nyaman bila kita melebihkan ukuran yang biasanya 41 pakailah 42 agar tidak begitu kaku dan pegal ketika ridding.

Setelah kita memilih berbagai ukuran dan modelnya, cara terbaik untuk memutuskan mana yang akan kita pilih adalah dengan mencoba sepatu tersebut. Saat mencoba sepatu, jangan mengandalkan ukuran sol sepatu yang umum atau berpatokan pada nomor yang biasa kita pakai jadi pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Karena kemajuan teknologi, sehingga dapat diciptakan material yang anti air, berpori, kuat dan elastis, yang menyebabkan harga sepatu tersebut menjadi mahal. Tetapi akan lebih mahal, apabila terjadi sesuatu pada kaki kita karena tidak menggunakan sepatu yang benar agar tidak seperti ini.